Konferensi “Solusi Konkrit untuk mengatasi perubahan iklim dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” [fr]

Indonesia telah menjadi pelopor di dunia internasional karena keinginan dan komitmennya untuk mengurangi emisi rumah kaca sebesar 29% (41% dengan dukungan internasional) terhadap skenario Business As Usual, pada 2030. Oleh karena itu, Indonesia memandang upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di daratan dan lautan secara komprehensif sebagai pertimbangan strategis penting dalam mencapai ketahanan iklim dalam hal makanan, air dan energi.

Nationally Determined Contribution (NDC) pertama Indonesia yang diserahkan kepada UNFCCC pada bulan November 2016, menguraikan transisi Indonesia ke masa depan yang rendah karbon dan tahan iklim. NDC menggambarkan aksi-aksi yang disempurnakan dan hal-hal pendukung yang diperlukan selama periode 2015-2019 yang menjadi fondasi untuk tujuan yang lebih ambisius setelah 2020.

Dalam kesempatan berbagai acara global terkait iklim yang diselenggarakan antara bulan November dan Desember tahun ini, di mana Indonesia memainkan peran utama (COP 23 di Bonn, konferensi Paris terkait ulang tahun kedua Perjanjian Paris) dan juga untuk menandai ulang tahun ke 10 Agence Française de Développement (AFD) di Indonesia, BAPPENAS dan AFD menyelenggarakan sebuah konferensi berjudul “Solusi Konkrit untuk mengatasi perubahan iklim dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” yang akan diselenggarakan pada 27 November 2017 di Mandarin Hotel.

Konferensi ini bertujuan untuk memberikan informasi bagi para pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan organisasi masyarakat untuk membahas opsi mitigasi, melihat peluang yang ada, memprioritaskan tindakan, dan mengembangkan strategi untuk memenuhi target mitigasi perubahan iklim di Indonesia, dengan mempertimbangkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Acara ini menargetkan pemangku kepentingan pemerintah dan swasta, sekaligus berkontribusi terhadap upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim. Pada saat yang sama, konferensi ini merupakan kesempatan untuk mengidentifikasi harapan Pemerintah akan dukungan dan inovasi, di mana institusi pembangunan dapat memainkan peran mereka untuk mengatasi perubahan iklim. Acara ini akan menampilkan para pakar Indonesia dan internasional dari sektor publik dan swasta

Konferensi ini akan dibagi dalam dua sesi meja bundar yaitu Energi dan AFOLU (Pertanian, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya), karena dua sektor ini merupakan sektor utama yang dicakup oleh NDC Indonesia dan sektor kontributor terbesar emisi gas rumah kaca.

Unduh agenda konferensi

Diterbitkan pada 20/02/2020

Kembali ke atas